watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

TIDAK ADA CWE ANJING DAN AYAMPUN JADI

Namaku Memed, awas jangan salah menyebut
namaku menjadi memek, ketika itu (tahun 1998)
umurku baru 12 tahun, namun anehnya hasrat
seksualku telah begitu kuat, sehingga kadang
sulit untuk diredam. Imajinasiku kadang
demikian melambung mengkhayalkan hal-hal
yang tidak layak dipikirkan dan dikhayalkan anak
seusiaku. Hasrat seksual itu sering muncul begitu
saja tanpa sebab yang jelas.
Pernah, suatu malam ketika keluargaku sedang
menonton TV. Kebetulan ruang nonton TV
dalam keadaan gelap, karena lampunya
dimatikan, hanya diterangi oleh cahaya dari layar
TV. Menjelang tengah malam semuanya tertidur,
kecuali aku. Aku melihat adikku Tuti, dua tahun di
bawahku, tepat berada di sampingku. Entah
kenapa tiba-tiba hasrat seksualku muncul tiba-
tiba. Tanganku merayap, menyibakkan rok yang
dipakai adikku, tanganku perlahan-lahan meraba-
raba belahan memek di balik celana dalamnya,
yang tentunya masih bersih belum tumbuh bulu
sedikit pun. Keberanianku semakin muncul,
karena tidak ada reaksi dari adikku, kulepaskan
tangan sambil sedikit memiringkan tubuhku dan
kucium bibirnya, tak ada reaksi.
Karena khawatir ketahuan yang lain, apa lagi
kalau adikku bangun, kuhentikan aktivitasku.
Namun, debaran dada semakin meledak-ledak,
karena hasrat yang sangat sulit dibendung, tapi
rasa takut mengalahkan hasratku yang meledak-
ledak.
Bayangan dan hasrat semalam tenyata masih
terbawa sampai esok harinya. Kepala terasa
berat, menahan hasrat yang demikian menekan.
Sampai jam empat sore bayangan-bayangan
kejadian malam malah semakin menggila.
Akhirnya aku mencari akal bagaimana
melampiaskan hasrat tersebut. Aku pergi ke
belakang rumah dengan maksud untuk bermain
sekedar menepis bayangan semalam.
Sesampainya di belakang, aku melihat dua ekor
kambing betina.
Tiba-tiba muncul pikiran yang sebelumnya
belum pernah singgah, aku dekati kambing itu
dan menatapnya dengan seksama, khususnya
bagian belakangnya, bagian yang tertutup
ekornya. Kupegang dan kuusap-usap bagian
punggungnya dan terus ke arah belakang,
sementara itu kontolku telah sedemikian ngaceng
di balik celana pendek yang kupakai.
Anehnya kambing itu diam saja ketika
memeknya kuusap-usap, seperti menikmatinya.
Selama tanganku meraba-raba memek kambing
itu, pandanganku melihat-lihat jangan-jangan
ada orang di sekitar situ dan memergoki apa
yang kulakukan. Lima belas menit kemudian,
setelah yakin tidak ada orang, kubuka resleting
celanaku perlahan-lahan dan mengeluarkan
kontolku yang telah sedemikian ngaceng.
Kontolku langsung keluar, karena memang aku
tidak pernah memakai celana dalam. Aku mulai
memakai celana dalam setelah aku kelas tiga
SMP, dua tahun kemudian.
Perlahan-lahan kudekatkan kontolku dan
kugosok-gosok ke memek kambing itu.
Perasaan enak terasa di ujung kontolku, entah
mengapa, mungkin karena imajinasiku
membayangkan bahwa memek yang sedang
kugesek-gesek itu adalah memek adikku. Setelah
merasa puas menggosok-gosok kontolku,
kumasukkan pelan-pelan kontolku ke dalam
memek kambing betina itu, hingga akhirnya
masuk semua.
Ketika kontolku telah masuk semua, kambing itu
mengembik, namun suaranya terasa agak lain,
lebih menyerupai erangan. Kukocok pelan-pelan,
takut mbek itu berontak dan kabur, karena tidak
diikat. Namun kambing itu tetap diam, malah
terasa kambing itu seperti menggoyang-
goyangkan pantatnya dan menekan badannya
ke arah belakang, sehingga kontolku semakin
dalam memasuki memek kambing itu. Sambil
mengocok kontol, mulutku menyebut-nyebut
nama adikku, kadang teman-teman perempuan
sekelasku, dan siapa saja perempuan yang
melintas dalam ingatanku.
"Oohh.. Tuti, memekmu enak sekali... oh Mirna..
Henceutmu gurih, oh Maryam sayangku.."
Aku semakin mempercepat kocokan kontolku.
Mungkin karena baru pertama melakukan itu dan
imajinasiku yang semakin menggila, tidak lama
terasa ada sesuatu mendesak dari dalam perutku
yang mengarak ke arah kontolku. Seluruh
badanku terasa merinding menahan nikmat
yang sulit untuk dikatakan. Dan akhirnya, crot-
crot.. Entah berapa kali. Kutekan tubuhku dengan
menarik tubuh kambing bagian belakang karena
takut jatuh, badanku terasa lemas. Setelah agak
lama aku membiarkan kontolku di dalam memek
kambing itu, kucabut perlahan, terasa linu
namun sangat-sangat enak. Setelah kejadian itu,
bila hasratku kembali muncul aku mendatangi
kambing itu. Dan kulakukan itu hampir tiap hari.
Tiga bulan kemudian, sepulang sekolah ketika
hasratku kembali muncul karena di sekolah
melihat temanku yang pingsan dan dengan tidak
sengaja melihat celana dalamnya, hasrat
seksualku muncul sedemikian kuat. Aku pergi ke
belakang rumah tempat biasanya sang kambing
merumput, aku tidak menemukannya di sana.
Kucari ke tempat lain di sekitar rumahku juga
tidak ada. Di antara rasa penasaran, heran dan
hasrat seksual yang demikian kuat, kutanyakan
kepada ibuku. Ia mengatakan bahwa kambing itu
setelah aku pergi sekolah dibawa ayah untuk
dijual ke Pak Lurah. Walaupun penasaran aku
tidak bisa bilang apa-apa, namun demikian
ternyata tidak juga menyurutkan hasrat
seksualku. Aku kembali ke belakang rumah,
mencari akal untuk melampiaskan hasratku yang
tidak kunjung terpuaskan.
Tak jauh di belakang rumahku terdapat kebun
yang ditumbuhi tanaman jagung, luasnya
hampir lima hektar. Di situlah biasanya aku
bermain. Aku biasanya bermain sendirian, entah
mengapa aku tidak begitu suka main dengan
teman sebaya. Sesampainya di tengah-tengah
kebun jagung, di antara pohon-pohon jagung
aku duduk sambil meluruskan kaki. Tanpa sadar
tanganku mengusap-usap kontolku dari luar
celana. Karena asyiknya, tanpa kuketahui tiba-tiba
di depanku ada seekor ayam betina yang sedang
mencari makan. Entah pikiran dari mana, tiba-
tiba aku punya pikiran untuk menyetubuhi ayam
itu.
Pelahan-lahan sambil mengendap-endap
kudekati ayam itu, dan kutangkap. Ternyata
ayam itu milik orang tuaku. Karena aku biasa
memberinya makan sehingga ayam itu dengan
mudahnya kutangkap, walau pun tetap saja mau
melepaskan diri, mungkin karena merasa
diganggu saat sedang enak-enaknya makan.
Ayam itu kuusap-usap kepala dan punggungnya
supaya diam. Setelah tenang, kubuka resleting
celanaku dan kukeluarkan kontolku. Sambil
kupegang ayam itu dengan kedua tanganku,
pelan-pelan kudekatkan pantat ayam itu ke kepala
kontolku, dan kutekan pelan-pelan. Karena
kontolku sedemikian ngacengnya dan keras,
sedikit demi sedikit kontolku masuk ke dubur
ayam itu, terasa sulit dan pedih-pedih enak,
namun kutekan terus. Ayam itu berontak dan
berkotek-kotek serta berusaha melepaskan diri.
Kupegang lebih kencang karena takut lepas,
sambil ditekan lebih kuat. Akhirnya seluruh
kontolku masuk. Ayam itu tetap berkotek dan
berusaha melepaskan diri.
Pelan-pelan ayam itu kuangkat sedikit dan
kutekan kembali perlahan-lahan dan akhirnya
semakin kencang. Aku ingin cepat-cepat
menyelesaikan 'proyek' kecil yang mengasyikkan
namun menegangkan itu. Tak lama kemudian
seluruh badanku terasa merinding menahan
nikmat yang sulit untuk dikatakan. Dan akhirnya,
crot-crot.. Kutekan ayam itu ke belakang supaya
kontolku masuk lebih dalam. Setelah agak lama
aku membiarkan kontolku di dalam dubur ayam
itu, kucabut perlahan, terasa linu namun sangat-
sangat enak. Ternyata, betul kata pepatah, tak
ada perempuan, kambing dan ayam pun
jadilah..
*****
Suatu hari, entah iblis mana yang
mengantarkanku ke pengalaman yang benar-
benar aneh. Aku bermaksud mengembalikan
buku yang kupinjam dari salah seorang teman
sekolahku, seorang perempuan, Yuli namanya.
Ia anak tetanggaku yang paling dekat dengan
rumahku, oleh karena itu aku agak berani
meminjam buku. Ketika sampai di rumahnya,
yang kutemukan hanya ibunya yang sedang
menjemur pakaian. Kutanyakan padanya, ia
bilang bahwa Yuli sedang bermain di belakang
rumah atau paling di saung di kebun singkong,
sedang main dengan anjingnya.
Aku pergi ke belakang rumah Yuli, kucari-cari
tidak ada. Lalu aku masuk ke kebun singkong
tidak jauh dari situ. Kulihat tak jauh ada sebuah
saung. Kudekati, tapi kudengar suara keluhan
atau tepatnya erangan yang sangat halus,
namun kadang-kadang terdengar agak
memburu. Aku heran dan penasaran. Kuintip
dari arah belakang saung melalui lubang yang
agak lebar. Kulihat Yuli sedang duduk, tapi rok
bagian bawahnya terangkat ke atas, dan tampak
di bawahnya seekor anjing, kutahu nama anjing
itu Bleki, sedang menjilat-jilat kemaluan si Yuli.
Mata si Yuli tampak terpejam, dan mulutnya
mengeluarkan suara seperti mengerang
keenakan.
Aku heran akan tetapi entah bagaimana tiba-tiba
nafsu birahiku muncul dengan tiba-tiba dan
kontolku terasa tegang. Pelan-pelan aku
melangkah ke depan saung dan perlahan masuk
ke saung itu. Aku membungkuk dan melihat apa
yang dilakukan anjing itu. Tampak memek si Yuli
telah memerah dan basah oleh air liur anjing itu.
Memeknya tampak masih bersih tanpa sehelai
pun rambut. Pelan-pelan anjing itu kuusap-usap
dan kusingkirkan, dan cepat-cepat kugantikan
tugas yang sedang dilakukan anjing itu. Aku
meniru apa yang dilakukannya terhadap memek
Yuli.
"Ehm.. Ohh.."
Terdengar Yuli mengerang agak kencang. Pelan-
pelan kuraba memek Yuli, dan kubuka
belahannya. Tampak warna merah muda yang
sangat membangkitkan nafsu birahi itu
terpampang di depanku. Berbeda dengan
memek kambing apalagi dubur ayam. Yang ini
benar-benar lain dan sungguh indah. Aku
semakin semangat menjilat-jilatnya.
Semakin lama erangan Yuli semakin sering. Tiba-
tiba rambutku terasa ada yang memegang dan
kepalaku semakin ditekannya kuat-kuat.
"Oohh.. Enak.. Shht..!!" Aku semakin
bersemangat.
Tiba-tiba kepalaku dicengkeram dan digoyang-
goyang, terdengar Yuli berkata seperti terkejut..
"Siapa itu..?"
Aku menghentikan aktivitasku dan
menengadahkan kepalaku, tampak Yuli terkejut..
"Apa yang kamu lakukan?" Tanya Yuli, tapi
anehnya seperti tidak ada kesan yang
memperlihatkan rasa malu, hanya keheranan.
Melihat itu, muncul keberanianku..
"Menikmati memekmu.."
"Oohh... kamu suka?"
"Suka sekali.. Lalu?" jawabku.
"Bagaimana kalau kita lanjutkan?" tanya Yuli.
"Boleh?" aku bertanya tak percaya.
"Heem.. Tanggung, tapi jangan bilang-bilang
siapa ya?!"
"Ya.." jawabku sepat.
"Sini lihat kontolmu..!" kata Yuli enteng.
Kubuka resleting celanaku dan kubuka celanaku.
Maka keluarlah kontolku yang sejak tadi sudah
tegang dan keras. Yuli memegangnya dan
menariknya. Aku meringis kesakitan.
"Pelan-pelan dong..!" kataku.
"Aku sudah nggak tahan.. Ohh" ia berkata
setengah mengerang.. Ditariknya perlahan
kontolku dan diletakkannya ke memeknya dan
digosok-gosoknya.
"Tekan-pelan-pelan Med..".
Aku menekannya pelan-pelan, tapi tiba-tiba
tumitku yang terlipat menindih batu yang agak
runcing, aku kaget karena sakit. Gerakanku yang
tiba-tiba menekan kontolku, sehingga.. Bless...
Ahh.. Aku dan Yuli melenguh berbarengan.
Anehnya kontolku bisa masuk dengan lancar.
Dan akhirnya seluruh batang kontolku masuk ke
dalam memek Yuli. Terasa kenikmatan yang
sangat berbeda jauh dengan memek Kambing
apalagi dubur ayam. Hangat, basah dan terasa
lebih lembut. Setelah dibiarkan beberapa lama,
aku menarik dan menekan secara perlahan, akan
tetapi Yuli tampak liar menggoyang ke kiri dan ke
kanan secara bersamaan juga mendorong dan
menarik..
Luar biasa, gadis kecil ini belajar dari mana?
Karena gerakan Yuli begitu atraktif, aku tak tahan
lagi, dan tak lama kemudian.. Crot.. Crot.. Aku
mengeluarkan spermaku di dalam memek Yuli..
Dan tampak Yuli pun mengerang dengan kuat..
Orgasme. Akhirnya kami berdua ambruk di
saung itu. Setelah agak lama, aku berkata...
"Kamu hebat dan tampaknya sudah
berpengalaman".
"Ya, berkat kamu dan si Bleki"
"Maksudmu?" tanyaku heran.
"Aku melihat kamu sering ngentot dombamu
itu, aku sering mengintipmu. Karena penasaran
aku coba dengan anjingku, yakh karena aku tidak
punya kambing sepereti kamu"
"Oohh.." aku bergumam..
Sejak saat itu, aku sering bermain dengan Yuli,
baik di saung maupun di kebun jagung belakang
rumahku. Pengalaman yang benar-benar aneh..
TAMAT


Adult | GO HOME | Exit
1/6273
U-ON

inc Powered by Xtgem.com